Anemia Pada Ibu Hamil Picu Kasus Stunting Baru

Ibu Hamil (Foto: rsudsawahlunto)

AV-Banda Aceh: Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Aceh, Junaidi, mengatakan bahwa anemia pada ibu hamil dapat memunculkan kasus stunting pada anak bayi lima tahun (balita). Sebab, kehamilan itu satu kondisi dimana ibu harus mempersiapkan pertumbuhan janin yang sehat.

“Apakah anemia pada ibu hamil itu dapat memunculkan kasus stunting pada anak balita, itu jelas,” kata Junaidi, Rabu (9/11/2022).

Menurut Junaidi, janin yang sehat itu bakal tumbuh apabila ibu dalam keadaan sehat, asupan gizinya baik dan bagus serta tidak mengalami anemia. Sebab, sang anak itu membutuhkan makanan yang cukup dari ibu.

Jika ibu tersebut anemia, tentu konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)-nya kurang, protein dan vitamin mineral juga kurang, sehingga ibu hamil ini tidak mampu memenuhi kebutuhan janinnya. Karena semua zat gizi itu butuh untuk hormon pertumbuhan kepada janin.

Sehingga janin itu tumbuh dengan sehat, jika itu tidak terpenuhi maka lahirlah anak-anak yang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dari ibu anemia tadi. Selain berat badan lahir rendah, panjang badan juga dibawah normal.

“Inilah yang bakal menjadi cikal bakal anak stunting. Karena anak BBLR dan panjang badan lahir itu dibawah normal, itu anak mudah sakit. Kemudian anak itu memang panjangnya sudah pendek dari standar ketika dilahirkan, pertumbuhannya terhambat. Jadi ini akan menjadi stunting ke depan,” jelas Junaidi.

Menurut Junaidi, tingginya angka stunting di Aceh juga berkorelasi terhadap tingginya kasus anemia ibu hamil. Sebenarnya di dalam proses mencegah stunting ada sebuah tindakan yang dilakukan bagaimana memverifikasi calon pengantin tidak boleh mengalami anemia dan tidak boleh mengalami kurang energi kronik atau KEK.

“Itu memang harus diedukasi dulu calon pengantin sehingga ketika dia hamil dia siap mengelola kehamilannya dengan baik. Agar tidak akan muncul bayi BBLR dan panjang badan dibawah normal sehingga tidak akan terjadi kasus stunting baru,” tuturnya.

Ia menyampaikan, pencegahan kasus anemia dan stunting harus ditekankan kepada semua pihak untuk melakukan aksi yang cepat tepat dan terarah kepada sasaran-sasaran yang dapat menyebabkan persoalan gizi.

“Stunting di Aceh saat ini hampir 33,2 persen yang melebihi angka nasional. Sementara target kita 2024 itu adalah sebesar 14 persen stunting, dan KEK di Aceh juga masih tinggi 14,5 persen sekarang. Ini masih banyak persoalan-persoalan gizi di Aceh yang perlu kita tangani,” kata Junaidi.(*)

Berita Lain: