Angka Kecelakaan Laut yang Ditangani Basarnas Aceh Meningkat

Kepala Basarnas Aceh, Suyatno Harjo, Jumat (3/2) di Banda Aceh, menjelaskan selama tahun 2016, total kasus yang ditangani Basarnas Aceh sebanyak 135 kali. Dari jumlah tersebut, kasus kecelakaan kapal atau di laut sebanyak 37 kasus, baru bencana alam lainnya sekitar 21 kasus.

AV – Banda Aceh: Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Aceh menyatakan angka kecelakaan laut dan darat yang ditangani selama 2016 mengalami peningkatan.

Kepala Basarnas Aceh, Suyatno Harjo, Jumat (3/2) di Banda Aceh, menjelaskan selama tahun 2016, total kasus yang ditangani Basarnas Aceh sebanyak 135 kali. Dari jumlah tersebut, kasus kecelakaan kapal atau di laut sebanyak 37 kasus, baru bencana alam lainnya sekitar 21 kasus.

“Semuanya kecelakaan di laut, banjir dan juga bencana gempa. Paling banyak ditangani  kejadian di air, khususnya di laut,” katanya.

Tahun 2017 ini, pihaknya telah menangani sebanyak 21 kali kecelakaan yang mengakibatkan 8 korban jiwa di seluruh Aceh dan kecelakaan laut lebih dominan.

“Bahkan awal Januari sampai sekarang sudah 21 kejadian dan dari jumlah kecelakaan itu, rata-rata kecelakaan laut sebanyak 7 kecelakaan,” sebutnya.

Ia menambahkan, Aceh merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagaimacam bencana. Khususnya kondisi laut Aceh rawan terhadap berbagai kecelakaan.

“Melihat dari kejadian ini bisa dilihat kecelakaan sangat tinggi di Aceh, kecelakaan terjadi karena kondisi alam karena bencana, kecelakaan di laut dan kecelakaan dalam hutan,” pungkasnya.

Selanjutnya, dikaji dari data kejadian bahwa mengabaikan safety menjadi faktor utama jatuhnya korban. Sedangkan yang tidak bisa dihindari, yaitu saat terjadi bencana karena harus mempersiapkan diri lebih baik.

“Jika setiap orang menyadari safety dan menjadikan pertimbangan pada setiap tindakan maka korban jiwa dapat diminimalisir,” lanjutnya.

Meski demikian, pihaknya terus meningkatkan kemampuan tim dalam memberikan penanganan dan sosialisasi terhadap potensi bencana pada masyarakat, sebab penanganannya di lapangan juga berbeda-beda.

“Peningkatan kapasitas tim memang diperlukan. Jadi memberikan respon awal terhadap setiap kejadian harus diutamakan. Pun masyarakat juga diminta tanggap, minimal memberikan informasi terhadap sebuah kecelakaan ataupun kejadian,” pungkasnya.

Berdasarkan dara beberapa kasus yang ditangani SAR Aceh selama 2016 yang meninggal dunia mencapai 194 jiwa, luka berat 154 jiwa, luka ringan 820 jiwa dan hilang 19 jiwa dari total 135 kecelakaan. (Mulya)