Harga Cabai Merah Melonjak di Banda Aceh

Harga cabai di Pasar Tradisional Peunayong, Banda Aceh menjelang Idul Adha terus melambung, kenaikan terjadi pada semua jenis cabai sejak dua pekan terakhir. Senin (5/9). (Foto: acehvideo/Murti)

AV – Banda Aceh: Harga cabai di Pasar Tradisional Peunayong, Banda Aceh menjelang Idul Adha terus melambung, kenaikan terjadi pada semua jenis cabai sejak dua pekan terakhir. Senin (5/9).

“Harga cabai makin tinggi. Cabai merah sekarang sudah Ro60.000 per kilo. Cabai hijau juga, sekarang Rp45.000 per kilo. Kalau cabai rawit Rp50.000 per kilo,” kata Iskandar, salah pedangang di Jalan Kartini, Peunayong Banda Aceh.

Sebelumnya kata Iskandar, harga cabai merah dijual kisaran Rp38.000-40.000 per kilo, cabai hujau dijual Rp18.000-22.000 perkilo, sedangkan cabai rawit Rp.40.000-45.000 per kilo.

Menurut Iskandar, naiknya harga ini turut dipengaruhi oleh cuaca buruk di sejumlah daerah, sehingga petani tidak bisa memetik hasil panen. Alhasil ikut berpengaruh pasokan cabai. “Cuaca buruk, hujan, jadi petani tidak bisa penen dan pasokan cabai juga kurang,” katanya.

Ia menambahkan, kenaikan harga ini ikut berpengaruh terhadap penjualan bumbu dapur ini, tak hanya itu banyak pula pembeli mengeluh harga. Kata dia, karena cabai sudah jadi kebutuhan maka pembeli terpaksa membeli.

“Dengan harga sekarang ini sangat mempengruhi penjualan, terlebih pembeli mengeluhkan harga. Kerana kebutuhan aja makanya mereka beli. Ada beli seperempat kilo, ada yang beli setengah kilo, kemaren-kemaren nggak gitu,” ujarnya.

Meskipun cuaca buruk melanda sejumlah wilayah di Aceh yang ikut mempengaruhi hasil panen, Iskandar pun curiga kenaikan harga semua jenis cabai di pasaran adalah permainan di tingkat agen-agen. “Walau stok terbatas, saya curiga juga ada permainan tingkat agen. Mereka memainkan harga,” imbuhnya.

Pedagang lainnya, Jamal, mengatakan hal yang sama. Semua harga jenis cabai kian mahal. Menurutnya kenaikan harga ini akan terus berlanjut hingga Idul Adha.

“Semua jenis cabai naik harganya. Ini akibat cuaca buruk, petani tidak bisa petik dan bahkan banyak cabai di perkebunan yang busuk. Sehingga pasokan barang berkurang. Ini terus naik,” kata Jamal.

Dikatakan Jamal, pasokan cabai yang berkurang membuatnya sulit untuk memenuhi cabai dagangannya. Sehingga ia harus mencari bergam cara untuk mengatasi hal ini. “Susah dipasok karena stok terbatas. Harus pandai-pandai lah biar tetap ada (jual cabai),” cetusnya.

Secara terpisah, Kidung, seorang pedagan di Pasar Rukoh, Darussalam, mengatakan, herga jual cabai juga terus alami kenaikan seminggu terakhir mendekati lebaran Idul Adha. Untuk harga jual cabai merah di pasar ini terbilang lebih mahal dibandingkan di Pasar Peunayong. Namun untuk cabai hijau dan rawit masih sama. Cabai merah misalnya dijual Rp70.000 perkilo.

“Wah turus naik harga cabai bang. Cabai merah paling tinggi kenaikannya, samapai Rp70.000 per kolo. Pokoknya makin naik menjelang lebaran,” ujarnya.

Dikatakannya, menjelang lebaran Idul Adha permintaan cabai terus alami kenaikan, meskipun permintaan kian bertambah akan tetapi harga tetap dikeluhkan pembeli. “(Permintaan) naik memang, tapi harga jadi keluhan juga,” pungkasnya.

Ia mengatakan harga cabai setiap tahunnya jelang lebaran Idul Adha akan alami kenikan harga dan sudah menjadi semacam keharusan. “Tiap lebaran naik. Udah kebiasaan,” tuturnya (Murti)