Kejujuran Masyarakat Pengaruhi Kondisi Covid-19 di Aceh

dr. Iziddin Fadhil.

Tren kasus positif Covid-19 di Provinsi Aceh sampai dengan 2 Mei 2021 terus meningkat. Berdasarkan data di laman covid19.acehprov.go.id, angka terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 11.237 orang dengan penambahan sebanyak 68 kasus baru. Korban yang meninggal dunia menjadi 447 jiwa. Terjadi penambahan korban meninggal 7 orang pada tanggal 2 Mei 2021.

Dari seluruh total pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 ini, termasuk para tenaga kesehatan terutama dokter. Bahkan beberapa di antaranya saat ini sedang menjalani perawatan di ruang Rawat Pinere dan RICU RSUD dr. Zainoel Abidin yang merupakan ruang rawat khusus pasien Covid-19.

Baca Juga: Tujuh Meninggal Dunia, Kasus Covid-19 Aceh Bertambah 68 Orang

Banyak faktor yang dapat memengaruhi tenaga kesehatan seperti dokter terpapar Covid-19. Bisa faktor dokternya maupun faktor dari pasien yang dilayani.

Saat ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan organisasi profesi lainya telah melakukan sosialisasi secara masif kepada seluruh anggotanya untuk meingkatkan kewaspadaan dan kepatuhan menerapkan protokol kesehatan serta melaksanakan standar minimal pelayanan menggunakan dengan APD saat melayani pasien di tengah pandemi Covid-19.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), melalui Tim Mitigasi PB-IDI telah menerbitkan Pedoman Standar Perlindungan Dokter di tengah pandemi Covid-19 yang wajib harus diikuti dan dipatuhi oleh seluruh dokter saat melayani pasien di tempat praktik.

Baca Juga: 523 Calon Jamaah Haji Aceh Utara Jalani Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua

Menurut hemat saya, faktor lainya yang juga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Aceh saat ini adalah tingkat kejujuran masyarakat yang masih rendah atau belum dalam katagori baik.

Rendahnya tingkat kejujuran pasien ini, diakibatkan oleh adanya kekhawatiran akan stigma negatif di masyarakat jika dinyatakan positif Covid-19 atau keberatan jika harus melakukan isolasi mandiri sehingga tidak dapat beraktivitas atau bekerja seperti biasa.

Hal ini memegaruhi dalam memberikan keterangan saat berobat bertemu dokter, tidak menyampaikan hal yang seharusnya disampaikan secara terbuka dan jujur. Ketidakjujuran ini, umumnya jika pasien masih mengalami keluhan ringan dan menolak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Juga: Warga Terpapar Corona Meningkat, Aceh Tamiang Zona Merah Covid-19

Berdasarkan pengalaman yang kami alami di praktik mandiri, pasien enggan menceritakan tentang  keluhannya,  riwayat  penyakitnya, riwayat perjalanan dan  bahkan  riwayat  kontak dengan penderita positif Covid-19.

Kondisi ini umumnya terjadi jika keluhan masih berupa keluhan ringan, seperti hanya demam dan pilek, namun tidak mau dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut seperti pemeriksaan swab antigen Covid-19.

Tapi ketika keluhan bertambah berat, barulah bersedia memberikan keterangan yang benar dan bersedia dilakukan pemeriksaan penunjang Covid-19.

Baca Juga: Waspada! 1.283 Anak di Aceh Terpapar Covid-19

Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat perlu kembali mengedukasi masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan, dan bersikap jujur saat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami keluhan atau gangguan kesehatan.

Berikanlah keterangan yang benar mengenai keluhan yang dialami, riwayat penyakitnya serta riwayat perjalanan dan riwayat kontak dengan seorang yang terkonfirmasi positif Covid-19 jika ada.

Masyarakat juga harus menghilangkan stigma negatif  penderita Covid-19. Semua pihak harus saling membantu dan mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Gubernur Minta ASN Peduli Terhadap Kondisi Pandemi Covid-19 dengan Menjalankan Protkes

Kejujuran masyarakat harus ditumbuhkan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran. Harapanya tidak ada lagi tenaga kesehatan yang menjadi korban. Bersikap tidak jujur pada petugas kesehatan adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan.

Perlu dilakukan kajian yang komprehensif mengenai sikap masyarakat, sehingga dapat dilahirkan program yang bersifat solutif bagi penanganan Covid-19 di Aceh. (Penulis: dr. Iziddin Fadhil. M.K.M, Dosen Fakultas Kedokteran Abulyatama)

Berita Lain: