Kemarahan dan Kesedihan setelah Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia

Ketua Umum PSSI sekaligus Ketua Panitia Lokal (LOC) Piala Dunia U-20 2023, Erick Thohir (Dok: PSSI)

AV-Banda Aceh: Para pemain, penggemar, dan pengamat sepak bola Indonesia bereaksi dengan ungkapan kemarahan dan kesedihan setelah FIFA mengumumkan telah mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini di tengah gejolak politik terkait keikutsertaan Israel.

Kekalahan memalukan ini terjadi setelah dua gubernur berpengaruh menganjurkan untuk melarang Israel dari kompetisi.

Dilansir AFP, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal, dan dukungan untuk perjuangan Palestina di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia ini sangat tinggi, sehingga memicu penolakan lokal untuk menjadi tuan rumah bagi tim Israel.

Keputusan FIFA untuk mencari tuan rumah baru, dengan demikian membatalkan tempat kualifikasi otomatis Indonesia membuat olahraga paling populer di negara ini kembali lesu dan menghadapi pertarungan isolasi.

Beberapa pemain sepak bola berbakat dari negara kepulauan ini mengunggah kemarahan dan patah hati di media sosial setelah kehilangan kesempatan untuk bermain di ajang yang disebut FIFA sebagai “turnamen superstar masa depan”.

“Energi, waktu, keringat, dan bahkan darah telah kami curahkan, tetapi dalam sekejap gagal karena alasan politik. Inilah mimpi besar kami yang telah Anda hancurkan,” tulis striker berusia 19 tahun, Rabbani Tasnim.

Sebuah video PSSI menunjukkan para pemain dengan kepala tertunduk dan pelatih mereka menangis setelah menerima berita pada Rabu malam bahwa FIFA akan mencari tuan rumah baru.

“Kami, para pemain, sekarang terpengaruh, bukan hanya kami tetapi semua pemain,” kata striker berusia 18 tahun, Hokky Caraka.

Pada Kamis pagi, papan bunga untuk para pemain bermunculan di luar markas besar PSSI di Jakarta Pusat, termasuk yang bertuliskan “jangan menyerah pada mimpimu”.

Masyarakat Indonesia membanjiri halaman Instagram Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan komentar-komentar negatif setelah ia menentang partisipasi Israel.

Gubernur Bali juga bergabung dengan paduan suara anti-Israel dan sekitar seratus pengunjuk rasa Muslim konservatif mengadakan unjuk rasa anti-Israel di Jakarta bulan ini.

Sangat menyakitkan

Namun, ada dukungan populer untuk turnamen yang diberikan negara ini pada tahun 2019, dengan banyak yang melihatnya sebagai sumber kebanggaan nasional.

Jakarta berjanji untuk menjamin partisipasi Israel terlepas dari sikap pro-Palestina, namun suara-suara yang menentang menjadi terlalu keras bagi FIFA.

“Ini benar-benar kejadian yang sangat menyakitkan bagi masyarakat Indonesia. Mereka yang membuat keributan dan membuat kita gagal… harus bertanggung jawab,” kata Akmal Marhali, pakar dari lembaga pengawas sepak bola Save Our Soccer.

Para pejabat Indonesia mengatakan bahwa kehilangan turnamen ini dapat merugikan negara ratusan juta dolar.

FIFA mengancam sanksi lebih lanjut dan dapat mengeluarkan Indonesia dari kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dimulai pada bulan Oktober. Pertandingan ini sempat dilarang selama satu tahun pada tahun 2015 karena campur tangan pemerintah.

Namun bagi para penggemar fanatik Indonesia, kehilangan turnamen sepak bola besar pertama mereka adalah hal yang paling menyakitkan.

“Saya sangat kecewa karena sudah menjadi impian saya untuk menyaksikan Indonesia menjadi tuan rumah ajang sepak bola dunia,” ujar seorang suporter berusia 40 tahun, Jarnawi, yang seperti banyak orang Indonesia lainnya hanya menggunakan satu nama.

Sepak bola di negara ini telah lama dirundung masalah infrastruktur dan kekerasan suporter, dan masih terguncang akibat penyerbuan stadion yang mematikan tahun lalu yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Namun, benturan antara politik dan olahraga lah yang pada akhirnya membuat turnamen yang sudah lama diharapkan banyak orang ini gagal digelar.

“Kita berbicara tentang para pemuda yang ingin bermain sepak bola. Mereka tidak memiliki kepentingan lain,” kata pundit Justin Lhaksana.

“Mengapa isu ini dicampuradukkan dengan permainan politik?”

Berita Lain: