Pertimbangkan Kemanusiaan, Pemkab Aceh Utara Tampung Warga Rohingya

Perasaan haru dan bahagia tampak dari raut wajah anak-anak pengungsi Rohingya. Mereka bahagia, akhirnya dapat menginjakkan kakinya di daratan setelah sekian lama berada di laut lepas.

AV – Jakarta: Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib mengatakan pihaknya siap menampung pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di Aceh Utara.

Hal ini dilakukan atas pertimbangan kemanusiaan, dan sesuai dengan petunjuk Perpres Nomor 125 tahun 2016 Tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri.

“Kita sangat mengapresiasi atas penganganan cepat oleh pihak UNHCR, IOM dan juga kerjasama pihak TNI dan Polri, juga pihak Imigrasi, saat evakuasi dan pendataan pengungsi Rohingya,” kata pria yang akrab disapa Cek Mad di Lhokseumawe, Jumat (26/6/2020).

Baca Juga: Hasil Rapid Test, Pengungsi Rohingya di Aceh Non-Reaktif

Cek Mad mengaku pemerintah daerah dalam penanganan pengungsi dari luar negeri akan memfasilitasi sesuai dengan amanat Perpres 125/2016.

“Kami minta pihak UNHCR dan Kantor Imigrasi untuk terus berkoordinasi agar penanganan terhadap pengungsi Rohingya dapat terlaksana dengan baik,” sebutnya

Semantara itu, Pejabat Protection Associate of UNHCR Oktina menjelaskan pihaknya siap membantu pemerintah daerah dalam penanganan pengungsi etnis Rohingya tersebut. Pihaknya juga mengapresiasi Bupati dan pejabat Forkopimda Aceh Utara yang telah bekerjasama mengevakuasi pengungsi dari laut.

“Kami sangat mengapresiasi karena sudah di-evakuasi. Yang penting mereka terselamatkan dulu, diberi bantuan air minum, makanan, karena mereka telah lama bertahan di laut,” jelas Oktina.

Baca Juga: Dihalau Aparat, Warga Nekat Tarik Paksa Kapal Imigran Rohingya ke Darat

Dia memastikan dalam waktu dekat, pihaknya akan mendatangkan staf dari Kantor Jakarta untuk melakukan verifikasi dan pendataan ulang terhadap semua pengungsi tersebut.

Sehingga penanganan jangka panjang terhadap pengungsi luar negeri hanya ada tiga opsi, yaitu dipulangkan ke negara asal jika mereka mau, dilakukan integrasi lokal di negara penampung, atau dipindahkan ke negara tujuan.

“Semua itu harus dipelajari secara detail dengan cara melakukan pendataan dan verifikasi terhadap pengungsi itu sendiri,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Komandan Korem 011/Lilawangsa Kolonel Sumirating Baskoro, meminta semua pihak bekerjasama dan meningkatkan koordinasi dalam menangani pengungsi etnis Rohingya.

“Hal yang perlu segera dipikirkan adalah untuk mencari tempat penampungan yang layak,” tegasnya

Saat ini, dilaporkan para pengungsi sudah dievakuasi dari kawasan pantai Lancok Kecamatan Syamtalira Bayu ke tempat penampungan sementara bekas gedung Kantor Imigrasi di Jalan Banda Aceh – Medan kawasan Punteut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Diketahui, Tim dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 memastikan hasil rapid test terhadap puluhan warga etnis Rohignya yang terdampar di Aceh Utara dinyatakan non-reaktif corona.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Amir Syarifuddin, mengatakan pemerintah setempat telah melakukan penanganan awal terhadap 99 orang (sebelumnya dilaporkan 94 orang) pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di wilayah Kabupaten Aceh Utara. Selain membantu logistik, pemeriksaan kesehatan dan rapid test juga dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terpapar Covid-19.

“Kami langsung melakukan pemeriksaan kesehatan setelah para pengungsi tiba di daratan Aceh Utara. Sudah kita lakukan rapid test sebanyak 99 orang, baru selesai pukul 23.00 tadi malam, semuanya hasilnya not reactif, atau negatif Covid-19,” kata Amir

Baca Juga: Pemda Aceh Utara Tolak Tampung Warga Rohingya

Selain rapid test, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum. Hal ini dilakukan karena beberapa orang diantaranya dalam kondisi lemah atau dehidrasi setelah lama terkantung-kantung di lautan.

“Setelah dievakuasi ke pesisir Aceh Utara kami periksa kesehatannya. Jadi tidak membutuhkan perawatan rumah sakit. Hanya dilakukan perawatan di lokasi penampungan sementara,” jelasnya.

Pemeriksaan rapid test, lanjut Amir, mesti dilakukan karena saat ini sedang dalam penerapan protokol kesehatan untuk antisipasi pandemi Covid-19.

“Dalam penanganan pengungsi di tempat penampungan. Kami juga tetap mengedepankan protokol kesehatan, tidak boleh sembarangan orang keluar masuk menemui pengungsi,” pungkasnya. (FD)