Aksi Protes Larangan Hijab di India Meluas, Ini Sosok Gadis Muslim yang Jadi Simbol Perlawanan Larangan Hijab

AV-Jakarta: Otoritas India memerintahkan menutup sekolah dan perguruan tinggi selama tiga hari menyusul merebaknya aksi protes terhadap larangan berhijab. Aksi protes meluas di negara bagian Karnataka setelah sekolah dan perguruan tinggi menolak masuk siswi atau mahasiswi berhijab.

Muskaan Khan secara tak sengaja menjadi wajah perlawanan bagi perempuan muda Muslim India di tengah meningkatnya pertikaian larangan tentang jilbab atau hijab.

Dalam sebuah video yang menjadi viral, mahasiswi berusia 19 tahun itu terlihat memasuki kampusnya saat segerombolan pria mendekatinya.
Mengenakan selendang safron – warna yang diasosiasikan dengan kelompok nasionalis Hindu dan agama Hindu pria-pria tersebut mulai meneriakkan “Jai Shri Ram” atau “salam Tuhan Ram”.

Saat mereka terus mengolok-oloknya, Muskaan Khan, yang mengenakan jilbab, tetap berdiri dan bertahan di tempatnya – berteriak “Allahu Akbar” (Tuhan Maha Besar) sebagai balasannya.

Tidak lama kemudian, otoritas sekolah mengantarnya ke dalam. “Yang saya inginkan hanyalah membela hak dan pendidikan saya,” katanya dilasir BBC di Kota Mandya, Negara Bagian Karnataka.

“Saya tidak punya masalah dengan apa yang mereka kenakan,” katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang dapat mengenakan selendang safron atau turban ke kampus, sama halnya dia mengenakan jilbab.

Muskaan Khan dan jutaan perempuan Muslim di India mengenakan jilbab dan burka setiap hari tetapi pilihan itu berubah menjadi kontroversial dalam beberapa pekan terakhir.

Hal itu diawali saat para siswa di sebuah sekolah pra-universitas, setara sekolah menengah, di Distrik Udupi, Karnataka, mulai memprotes larangan jilbab, bulan lalu.

Pihak perguruan tinggi mengatakan para siswa bisa mengenakan jilbab di kampus tetapi tidak di dalam kelas.

Persoalan ini semakin membesar ketika sekolah-sekolah lain mulai menerapkan larangan serupa dan berhadapan dengan para pendukung kelompok nasionalis Hindu yang melancarkan protes untuk mendukung larangan tersebut.

Ketika protes berubah menjadi kekerasan di sejumlah tempat, pemerintah Negara Bagian Karnataka menutup sekolah menengah dan perguruan tinggi – dan masalah ini bahkan telah mencapai pengadilan tinggi negara bagian. Peradilan konstitusi yang menghadirkan tiga hakim tengah mengadili kasus tersebut.

Sementara itu, kampus-kampus tampak terpolarisasi dengan munculnya mahasiswa Hindu yang mengenakan selendang safron.
Muskaan Khan, putri seorang pengusaha lokal, menuduh bahwa dalam kasusnya, situasinya makin membesar lantaran diprovokasi para pria yang merupakan “orang luar” dan bukan siswa atau teman sekelasnya.

“Saya sampai di kampus saya untuk menghadiri kelas dan menemukan bahwa ada banyak anak muda yang memakai syal safron,” ujarnya.

“Mereka menghalangi saya dan mengatakan bahwa saya tidak bisa memasuki lingkungan kampus,”. Ketika dia tiba di gerbang sekolah, dia mengaku melihat tiga atau empat siswa, yang mengenakan burka, ditolak oleh para pemuda itu.

“Mereka memegang syal mereka dan meneriakkan ‘Jai Sri Ram’. Mereka menyuruh saya melepas jilbab saya dan baru setelah itu saya diizinkan masuk ke kampus saya. Mereka mengancam saya,”

Namun Muskaan Khan mengatakan dia bertekad terus melawan. Dia memarkir skuternya dan melanjutkan berjalan ke kelasnya. Saat itu, katanya, “sekitar 30-40 anak muda” datang ke arahnya, dan berteriak “Jai Shri Ram”.

“Sekali lagi, mereka menyuruh saya melepas jilbab jika saya ingin masuk ke dalam,” katanya. “Ya, saya memang berteriak ‘Allahu Akbar’. Ketika saya takut, saya memanggil Allah dan itu memberi saya kekuatan,”

Saat itulah kepala sekolah dan para guru bergegas keluar dan mengantarnya untuk masuk ke kelas. Muskaan Khan mengatakan dia senang melihat apresiasi yang dia terima di media sosial “Begitu banyak cinta yang mereka berikan kepada saya dan itu memberi saya begitu banyak kekuatan. Saya sangat berterima kasih kepada mereka,”.

Dia juga menjelaskan bahwa dia “tidak membedakan antara Hindu dan Muslim”.

“Anak laki-laki ini tidak mengizinkan saya untuk mendidik (diri saya sendiri) karena saya mengenakan jilbab,” katanya.

“Jadi, saya hanya membela hak saya,” pungkasnya.  (Red)

 

Berita Lain: