Posyandu dan Puskesmas Garda Depan Pengendalian Stunting

Posyandu (Foto:dero.ngawikab.id)

AV-Banda Aceh: Untuk mempercepat penurunan stunting, Puskesmas dan Posyandu memantau Pertumbuhan Balita diantaranya melalui penimbangan dan pengukuran serta pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS); Pemberian Kapsul Vitamin A; Praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pendidikan gizi Ibu Balita; Minum Tablet Tambah Darah bersama untuk mengatasi Anemia pada Remaja Putri (50 anak); serta penyuluhan pada Kelas Ibu Hamil.

Balita perlu dipantau pertumbuhannya setiap bulan di Posyandu. Selain itu, ibu Balita perlu ingat bahwa Balitanya harus mendapatkan Kapsul Vitamin.

Kader Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas senantisa mengingatkan masyarakat yang memiliki bayi untuk memberi ASI eksklusif, yaitu bayi usia 0 sampai 6 bulan hanya mendapat ASI saja. Selanjutnya bayi dapat mengonsumsi Makanan Pendamping ASI mulai usia 6 bulan serta meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

Para kader di Posyandu juga memberi Penyuluhan PMBA yang diberikan di Posyandu. Hasil dari penyuluhan ini harus dipraktikkan di rumah supaya Balita mendapatkan asupan makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga daya tahan tubuhnya menjadi lebih baik, dan anak jarang sakit, terhindar dari risiko stunting.

Tidak hanya kepada bayi dan Balita, para ibu hamil dianjurkan untuk rutin mengikuti kelas ibu hamil agar ibu dan calon anak sehat serta terhindar dari risiko stunting.

Demikian pula pada remaja. Mereka ditekankan untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah secara teratur agar terhindar dari Anemia (kurang darah). Konsumsi TTD bermanfaat sekaligus untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan sebagai persiapan menjadi calon ibu kelak yang sehat.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh dr. Sulasmi, MSHM mengatakan bahwa ada 10 program penurunan stunting yang dilaksanakan baik sebelum hamil, saat hamil dan setelah lahir lahir yang dimulai dari pencegahan pada remaja putri terlebih dahulu.

“Ada tiga sasaran program penurunan stunting, yaitu pada remaja putri, ibu hamil dan juga kepada balita,” ujar Sulasmi, Jum’at (21/10/2022).

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh dr. Sulasmi

Untuk sepuluh program tersebut, jelas Sulasmi lagi, sasaran yang ditujukan kepada remaja putri yakni pemberian tablet darah (TTD) seminggu satu kali untuk satu tablet dan pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemagoblin pada siswa kelas tujuh dan kelas sepuluh.

“Kalau untuk ibu hamil itu pemeriksaan kehamilan dengan antenatal care sebanyak enam kali dan dua kali dengan dokter termasuk USG, selanjutnya juga memberikan TTD minimal 90 tablet setelah kehamilan, dan ibu hamil juga perlu makanan tambahan. Jadi kita berikan makanan tambahan KEK berupa protein hewani,” jelasnya.

Program yang dilakukan setelah lahir yakni pemantauan tumbuh kembang dengan penimbangan, pengukuran panjang badan balita dan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu.

“Program pemberian Asi ekskusif juga termasuk dari sejak lahir hingga umur enam bulan, program memberikan makanan tambahan protein hewani bagi anak 12 hingga 23 bulan berupa telur dan protein lainnya,” ungkap Sulasmi.

Kemudian, sambung Sulasmi program tata laksana balita dalam masalah gizi yang merujuk pada balita yang bermasalah dengan gizi untuk ke Puskesmas atau rumah sakit dan pemberian makanan tambahan balita di usia kurang dari enam bulan formula 75 dan 100 untuk balita kurang gizi.

“Selanjutnya peningkatan cakupan dan imunisasi baik pelayan rutin kampanye bulan imunisasi dasar dan tiga imunisasi tambahan, jadi bagi remaja putri juga jangan lupa minta tablet tambah darah di Pukesmas, dan ingat pentingnya imuninasi terhadap anak sehingga dapat mencegah terjadi stunting,” tutup Sulasmi. (*)

Berita Lain: